Pencemaran organisme purbakala
Ditilik dari sejarah, sebelum abad ke 19 pencemaran organisme adalah yang paling menakutkan pada polusi air. Sumber polusi yang dimaksud ini terutama berasal dari bakteri, tumbuhan ganggang, parasit, virus dan mikroba.
Saat setelah zat air tercemar, mereka, dapat menularkan berbagai penyakit, seperti demam tifus, diare, disentri dan kolera. Dalam sejarah tercatat jutaan orang kehilangan nyawanya karena penyebaran penyakit kolera. Dan hingga hari ini, di sejumlah negara di Afrika masih kerap terancam oleh polusi organisme karena konsumsi air minum.
“Meskipun secara fundamental sebagian besar negara dewasa ini telah berhasil mengatasi pencemaran organisme, namun dalam hal ini, siapa pun tidak berani menganggap remeh, terutama harus mencegah ledakan penyakit menular.” demikian ujar Er Xueli.
Di antara 37 jenis penyakit menular yang resmi di Tiongkok, penyebaran melalui air saja ada 8 jenis, yaitu kolera, hepatitis, radang zat kelabu sumsum tulang belakang, disentri amuba, tifus, paratifus, leptospirosis, skistosomiasis (deman siput) dan penyakit diare menular.
Sesungguhnya, seiring dengan semakin majunya teknologi mikrobiologi dan tes analitis, pengetahuan masyarakat terhadap polusi air juga semakin dalam.
Hampir seluruh pakar air berpendapat bahwa bahaya tersembunyi sekaligus terbesar mengenai keamanan air minum berasal dari pencemaran organik. Sumber pencemaran organik dalam air minum sangat luas, meliputi pembuangan air limbah pabrik, pestisida pupuk kimia dan polusi pestisida maupun kehidupan sehari-hari manusia.
Ancaman potensial dari polutan-polutan organik ini bukan saja sangat berbahaya, namun yang paling mencemaskan adalah polutan organik dapat menghindari pengolahan teknik pemurnian dari air ledeng konvensional, dan dengan leluasa meresap ke dalam tubuh.
Misalnya, ketika air sungai Songjiang tercemar senyawa benzena, maka perusahaan air ledeng setempat sama sekali tidak melakukan proses pemurnian terhadap zat-zat organik dalam air, sehingga dengan demikian terjadi krisis air minum bagi jutaan penduduk setempat.
Padahal pada abad modern ini, secara teknis tidak ada masalah dalam menghadapi pencemaran organik.
Peneliti dari laboratorium pusat nasional Tiongkok yakni Qiang Zhimin mengatakan bahwa absorbsi (penyerapan) arang aktif, saringan dan sebagainya bisa secara efektif menghilangkan polutan organik dalam air minum.
Namun inti persoalannya adalah orang-orang terlebih dahulu harus membangun kesadaran akan eksistensi polutan-polutan tersebut (Secret China)
Sumber: erabaru.net
0 komentar