Menurutnya, makan yang berlebihan dan tak terkendali sangat tidak dianjurkan dalam Islam. Apalagi, kapasitas lambung dikenal sangat terbatas. Karena terbatas itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar kita mengisinya secara proposional dengan sepertiga padatan (Makanan), sepertiga cairan (minuman) dan sepertiga udara untuk pernapasan.
Secara ilmiah dan medis pun diakui bahwa komposisi itu adalah yang paling ideal. Bahkan di negara-negara maju, tulis dia, puasa dijadikan sebagai salah satu upaya terapi (fasting therapy) untuk penyembuhan beberapa penyakit, khususnya penyakit akibat kelebihan makan.Menurutnya, makanan dan minuman bisa membawa bahan toksik yang kemudian tertimbun di dalar tubuh selama bertahun-tahun.
Akumulasi senyawa toksik tersebut merupakan bom waktu bagi meletusnya berbagai penyakit. Beberapa bahan toksik yang terbawa oleh makanan itu, menurutnya bisa bersumbe dari lima hal. Pertama, secara alami terdapat di dalam makanan. Seperti antitripsin pada kedel asam jengkolat pada jengkol, dan hemaglutinin pada kacang-kacangan mentah.
Kedua, akibat reaksi-reaksi kimia dari komponen pangan yang terjadi selama proses pengolahan dan penyimpanan.
Ketiga, akibat penambahan senyawa tertentu selama proses pengolahan pangan.
Keempat, akibat migrasi senyawa beracun dari wadah/kemasan ke dalam makanan dan kelima, akibat kontaminasi dari lingkungan yang tidak sehat, berupa kontaminasi senyawa kimia yang beracun atau mikroba penghasil racun.
Karena unsur toksik itulah kesehatan terganggu dan karenanya kemampuan untuk sehat kembali (recovery) menjadi kian terbatas. Nah, karena itu, menurutnya, berpuasa justru untuk melepaskan bahan-bahan beracun yang selama ini menganggu sel, jaringan dan organ dalam tubuh.
Hasil dari beberapa kajian ilmiah menunjukkan bahwa puasa terbukti aman bagi siapa saja. Puasa sangat efektif untuk tujuan membersihkan bagian dalam tubuh, regenerasi sel, dan peremajaan tubuh. Karena itu, puasa sebaiknya dilakukan secara teratur dan berkala.Dengan berpuasa, secara otomatis kita telah mengurangi asupan makanan berlemak dan makanan tinggi kalori, nikotin, alkohol, kafein, gala, susu, daging, telur.
Selain itu, berpuasa juga akan membatasi pemasukan garam Ban bumbu yang mengandung monosodium glutamat (MSG), zat pemanis buatan, zat pewarna sintetik, zat pengawet kimia, Ban bahanbahan lain yang sesungguhnya tidak dibutuhkan oleh tubuh. (senior/CBN/cha)
0 komentar