Menurut Prof.Dr.Ir.Hardinsyah, Ahli Gizi dan Pangan dari Institut Pertanian Bogor, jumlah air yang dibutuhkan tubuh sangat bervariasi tergantung dari makanan yang dikonsumsi, suhu dan kelembaban lingkungan, tingkat aktivitas, dan faktor lain. Yang penting yaitu jumlah yang dikonsumsi harus seimbang dengan jumlah air yang dikeluarkan tubuh.
Seperti yang sudah Anda ketahui bahwa tubuh membutuhkan air sekitar 8-10 gelas per hari yaitu sekitar 2-2.5 liter. Sementara itu, air yang dikeluarkan tubuh (melalui air seni, keringat, tinja, maupun napas) sekitar satu liter per hari. Tentu saja, jika kita melakukan aktivitas yang lebih keras seperti olahraga, cairan tubuh juga akan lebih banyak keluar.
Pada manusia dewasa, sekitar 60-70 persen tubuhnya terdiri dari air, sementara pada bayi dan anak 80% tubuh mereka terdiri dari air. Ketika rasa haus datang, hal itu sudah merupakan pertanda bahwa tubuh Anda membutuhkan cairan. Karena itu, Anda tak perlu menunggu sampai muncul rasa haus baru minum.
Tubuh yang kehilangan lebih banyak air dibandingkan asupannya akan terjadi dehidrasi. Tanda-tandanya yaitu rasa haus, air seni sedikit dan pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh lemas, hingga kulit yang kehilangan kekenyalannya.
Dehidrasi dengan tingkat yang lebih berat, ditandai dengan mata menjadi cekung, kulit pucat, ujung jari dingin karena aliran darah ke kapiler berkurang, dan denyut nadi melonjak dari cepat menjadi lambat.
Kekurangan 2% air dalam tubuh bisa memicu gejala awal dehidrasi. Kehilangan 4-6% menimbulkan sakit kepala, pusing, dan lemah. Bila 12% hilang, fungsi gerak dan otot terganggu, sedangkan kekurangan air sebanyak 15-25% dapat berakibat fatal hingga kematian.
Remaja paling rentan terkena dehidrasi karena mereka banyak melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga dan cairan dalam tubuh.
Namun, Anda juga harus berhati-hati. Bukan berarti minum air putih yang banyak itu bagus. Hal ini juga bisa menyebabkan kematian bila dilakukan minum air yang terlalu banyak tanpa ke kamar mandi.
Hal ini disebabkan karena pada waktu seseorang mengkonsumsi air terlalu banyak dan cepat sehingga nutrisi lain dalam tubuh terlarut dan mengakibatkan zat tersebut tidak bisa lagi melakukan tugasnya dengan baik. Hal ini juga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang mempengaruhi konsentrasi ion natrium dan memicu terjadinya hiponatremia.
Hasilnya adalah sel-sel ini berusaha mati-matian meningkatkan konsentrasi natrium dalam cairan tubuh sehingga menyebabkan beberapa sel membengkak. Akibatnya, otak akan terhambat oleh tengkorak dan tekanan air masuk semakin besar. Inilah penyebab terjadinya situasi yang fatal saat seseorang mengkonsumsi air terlalu banyak.
Jumlah asupan air yang dapat mengakibatkan keracunan ini bervariasi pada setiap individu. Gejala yang muncul mirip dengan keracunan alcohol yaitu mual, muntah, adanya perubahan mental, sakit kepala, otot melemah dan kejang-kejang.
Selain itu, jangan menahan pipis Anda. Semakin lama air seni ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya semakin banyak. Lama kelamaan ini bisa memicu berbagai penyakit, seperti infeksi saluran kemih atau batu saluran kemih.
Perlu diperhatikan bahwa yang dibutuhkan tubuh adalah air murni dan tidak diisi oleh zat lain seperti gula, kafein, pewarna, pemanis, syrup, dan lain sebagainya.
Sumber : Kompas.com
0 komentar