Yang sebenarnya sedang terjadi ketika seseorang menderita alergi adalah ketika makanan, khususnya yang berasal dari hewan, mengandung protein yang disebut antigen dan dapat menimbulkan alergi bila kita memang alergi terhadap antigen tersebut. Protein yang dicurigai tersebut kemudian masuk ke dalam aliran darah dan dikenali tubuh sebagai benda asing. Sistem kekebalan tubuh pun akan mempersepsi benda asing ini dan memobilisasi pasukan proteinnya sendiri yang disebut antibodi.
Saat itulah antigen dan antibodi ini kemudian berperang dan efeknya menyerbu ke bagian tertentu dalam tubuh, biasanya saluran nafas, usus dan kulit. Reaksi-reaksinya menyerupai ledakan kecil yang mengeluarkan zat-zat kimia sehingga menyebabkan tanda-tanda alergi.
Zat-zat kimia terkenal yang dilepaskan saat peperangan terjadi adalah histamin (itulah sebabnya obat untuk alergi sering disebut antihistamin). Zat-zat kimia ini akan mengganggu jaringan dan menyebabkan pembuluh darah bocor, merembeskan cairan (hidung berlendir atau mata bengkak berair), serta melebar. Terkadang otot-otot dari saluran pernafasan menjadi kejang.
Tanda-tanda akibat ‘peperangan' yang berlangsung tadi akan menimbulkan efek yang berbeda-beda pada masing-masing orang, tergantung kekebalan tubuh yang dimilikinya. Ada yang terjadi segera setelah ‘peperangan' terjadi, ada yang dalam hitungan menit, jam bahkan hari. Pada sebagian anak, alergi terkadang semakin berkurang dengan bertambahnya umur. Namun, ada juga yang malah memburuk atau hilang sama sekali. Para ahli menyimpulkan bahwa sebagian besar alergi terjadi karena faktor keturunan.
Pada anak-anak, alergi terhadap makanan dapat berubah seiring dengan pertambahan umurnya. Misalnya, jika balita Anda saat ini alergi terhadap saus tomat, tapi ketika alergi terhadap jenis makanan ini sembuh, bisa saja ia tiba-tiba alergi terhadap mustard. Pada usia setahun mungkin balita Anda alergi terhadap telur, namun menginjak dua tahun balita Anda justru alergi terhadap coklat.
Sebaiknya Anda mencatat beberapa jenis makanan yang paling mungkin menimbulkan alergi, yaitu kelapa, selai kacang, kayu manis, buncis, gandum, mustard, produk olahan berbahan susu, gula, coklat, buah-buahan asam, tomat, ragi, kacang-kacangan, kulit ikan, kedelai, jagung dan putih telur.
Jenis makanan yang paling tidak mungkin menimbulkan alergi adalah apel, mangga, alpukat, peach, brokoli, kurma, labu, daging kambing, daging lembu muda, asparagus, pepaya, kismis, buah bit, wortel, beras, pir, anggur, minyak bunga matahari, madu, ikan salmon dan daun kol.
0 komentar