Sayangnya, kenikmatan gorengan tak selalu berbanding lurus dengan risiko kesehatan yang harus ditanggung. Lidah boleh saja terpuaskan, tapi kadar kolesterol dalam darah nyatanya tak mau kompromi. Gorengan pun jadi kambing hitam saat kadar kolesterol meningkat.
“Peningkatan kadar kolesterol terjadi lantaran gorengan mengandung banyak lemak jenuh. Lemak ini mudah teroksidasi menjadi radikal bebas dan mengakibatkan peningkatan LDL serta mendorong aterosklerosis,” papar dr Aswin Wikantama dari RS PKU Muhammadiyah, Solo.
Lemak jenuh sangat mungkin terjadi akibat proses penggorengan. Apalagi bila minyak yang digunakan dipakai berulang-ulang. Untuk meminimalisasi risiko itu, Aswin menyarankan pemakaian minyak goreng maksimal dua kali. Kalau ingin lebih aman, lanjut dia, sebaiknya gunakan minyak dari jagung. “Harganya memang lebih mahal, tapi risiko gangguan kesehatan jadi lebih kecil.”
Lebih baik lagi bila Anda mulai membiasakan diri menyantap makanan yang diolah dengan cara dikukus atau direbus. Cara itu lebih sehat karena bahan makanan tak mengalami proses oksidasi penghasil radikal bebas. Selain banyak ditemukan pada gorengan, lemak jenuh juga banyak terkandung pada margarin, sejumlah produk susu dan makanan daging olahan seperti sosis dan kornet,
Asupan suplemen antioksidan atau penambahan makanan yang banyak mengandung antioksidan, konon juga disarankan sebagai bentuk pencegahan peningkatan kadar kolesterol. Logikanya sederhana, senyawa antioksidan dari suplemen atau makanan semacam sayur dan buah, ampuh menangkal perkembangan radikal bebas dalam tubuh.
Apabila radikal bebas lenyap, maka risiko gangguan kesehatan seperti peningkatan kadar kolesterol atau penyakit lainnya pun lebih kecil. “Asupan suplemen vitamin C dan vitamin E juga bisa jadi pilihan untuk menjaga kadar kolesterol, selain baik pula untuk kulit,” sebut Tatuk.
Source : solopos.com
0 komentar