Menurut hasil penelitian baru dari Monell Center, jika anda sedang menyusui, anda dapat memberi bayi sebuah awal yang bagus dengan cara anda makan makanan bayi itu sendiri.
Dan, berikan bayi anda kesempatan menikmati sensasi rasa buah dan sayuran sebagai transisi ke makanan padat dengan memberikan pendekatan berulang-ulang terhadap makanan sehat ini, tanpa mempedulikan apakah anda sedang menyusui atau memberi makanan bayi siap saji.
“Makan buah dan sayuran berkaitan dengan menurunkan resiko obesitas dan kanker tertentu,” kata pengarang senior Julie A. Mennella, PhD. “Perkiraan terbaik seberapa banyak buah dan sayur yang dimakan anak adalah apakah mereka menyukai rasa makanan tersebut. Bila kita dapat berhasil mengajari bayi menyukai rasa tersebut, kita dapat segera mengawali pemberian makanan sehat.”
Studi yang dirancang un-tuk menguji pengaruh pengalaman penginderaan dini pada pengembangan pola makan sehat ini dipublikasikan di jurnal Pediatrics edisi Desember 2007.
Mennella dan pengarang Catherine A. Forestell, PhD, mempelajari 45 bayi, 20 di antaranya masih menyusui.
Bayi-bayi yang berumur antara empat dan delapan bulan dan tidak dibiasakan makan makanan padat selain sereal, secara acak diterapkan pada satu dari dua kelompok tersebut.
Satu kelompok diberi makan kacang hijau selama 8 hari berturut-turut, kelompok lainnya diberi kacang hijau kemudian buah persik selama kurun waktu yang sama. Daya penerimaan terhadap dua makanan dibuat tafsiran sebelum dan sesudah jangka waktu pengulangan yang dilakukan.
Hasilnya terungkap bahwa pemberian susu ibu mem-beri keuntungan bagi penerimaan bayi terhadap makanan selama penghentian asi – tetapi hanya jika ibunya secara teratur makan makanan tersebut.
Masa-masa pertama mengawali makan buah persik, bayi yang minum asi makan lebih banyak dan untuk waktu yang lebih lama, dibanding bayi yang diberi bubur bayi instan. Hasil angket mengungkapkan bahwa ibu yang menyusui bayinya makan lebih banyak buah ketimbang ibu yang memberi makan bayinya dengan makanan bayi cepat saji, memberi kesan bahwa daya penerimaan buah persik pada bayi mereka dapat dikaitkan dengan upaya meningkatkan selera pada buah melewati pemberian asi.
Tetapi, para ibu pada kedua kelompok tersebut dilaporkan makan kacang hijau dan sayuran berwarna hijau secara tidak teratur di bawah level yang direkomendasikan. Karena itu, tidak ada perbedaan dalam hal jumlah yang makan kacang hijau dengan menyusui dan ma-kanan bayi cepat saji saat pertama sayuran diberikan.
“Ini sebuah sistem yang bagus,” kata Mennella. “Selera dari pola makan ibu dipindahkan melalui cairan amniotic dan asi. Maka, seorang bayi belajar menyukai rasa makanan ketika ibunya makan makanan itu sewajarnya.”
Pada ke dua kelompok, kesempatan berulang-ulang merasakan kacang hijau selama 8 hari meningkatkan daya penerimaan pada sa-yuran, meningkatkan asupan hampir tiga kali lipatnya.
“Bayi terlahir dengan sifat tidak menyukai rasa pahit,” Mennella menjelaskan. “Jika ibu-ibu menginginkan bayinya belajar makan sayur, khususnya sayur berwarna hijau, mereka perlu melatih bayinya untuk merasakan rasa makanan itu.”
Para peneliti juga menemukan bahwa ekspresi wajah bayi tidak selalu cocok dengan kemauannya meneruskan makannya, perlu dicatat bahwa bayi secara bawaan wajahnya akan menunjukkan ketidaksukaan pada rasa tertentu.
Sumber : erabaru.net
0 komentar