BERKERINGAT DINGIN PANGKAL SEHAT
Ibarat mesin, keringat berperan penting sebagai alat termoregulasi atau pengatur suhu tubuh manusia. Pengeluaran keringat juga merupakan bagian dari proses sekresi atau pembuangan sisa-sisa garam dan juga racun dari dalam tubuh kita. Bukan hanya itu, fungsi lain keringat adalah memelihara keasaman pH kulit, sehingga bakteri dan jamur tidak mudah tumbuh.
Di negara tropis seperti Indonesia, orang cenderung lebih mudah berkeringat karena kelembapan udara dan temperatur udara yang cukup tinggi. Suhu udara yang tinggi ini membuat tubuh menyimpan panas sehingga untuk mengembalikan diri ke suhu normal, tubuh perlu melakukan penguapan. Hasil penguapan tersebut muncul dalam bentuk keringat.
Sebaliknya, pada suhu rendah, tubuh kita akan menahan pengeluaran sebagian keringat, untuk menjaga supaya suhu badan tetap hangat. Sisa-sisa metabolisme tubuh (sekresi) akan dikeluarkan melalui air seni. Itu sebabnya, kita tidak banyak berkeringat, dan malah sebaliknya sering berkemih ketika berada di tempat yang berudara dingin.
Proses metabolisme di dalam tubuh juga bisa menjadi penyebab keluarnya keringat. Kegiatan mencerna dan menyimpan zat-zat makanan yang masuk ke dalam tubuh dapat dikatakan sebagai proses pembakaran, yang membutuhkan bahan bakar berupa kalori. Hasil akhir dari proses pembakaran tersebut adalah keringat. Makanya, jangan heran meski sedang duduk diam atau tidur sekalipun, tubuh kita tetap mengeluarkan keringat.
Sering kali, tetesan keringat dianggap sebagai gangguan oleh banyak wanita. Make up jadi gampang luntur, baju lepek, bau badan tidak sedap, serta berbagai keluhan lain. Padahal, banyak ahli mengatakan bahwa munculnya keringat justru merupakan salah satu pertanda bahwa tubuh kita dalam kondisi sehat. Dibandingkan wanita, tubuh pria memproduksi keringat dua kali lebih banyak, berhubung jumlah kelenjar keringat yang aktif di tubuh mereka juga lebih banyak.
Mau tahu berapa banyak tubuh memproduksi keringat dalam sehari? Tak kurang dari dua hingga tiga liter per hari! Itu sebabnya, supaya tubuh terhindar dari dehidrasi, sangat disarankan untuk minum setidaknya delapan gelas air sehari, yang kira-kira setara dengan dua liter per hari.
KURANG GIZI SAMPAI PENYAKTI JANTUNG
Keringat juga bisa disebabkan oleh faktor psikis misalnya merasa tertekan, takut, ataupun cemas. Pasalnya, ketika menghadapi tekanan atau stress, otak secara otomatis mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin. Denyut nadi juga bertambah cepat dan pembuluh darah cenderung menyempit.
Selain karena penyebab di atas, keringat dingin juga bisa muncul sebagai salah satu gejala penyakit tertentu, antara lain:
1. Kurang gizi atau gizi buruk
Kekurangan asupan makanan membuat proses metabolisme dalam tubuh berlangsung sangat keras. Energi yang seharusnya tercukupi dari cadangan lemak terpaksa digantikan dengan cara memproses energi cadangan yang tersimpan di dalam otot. Akibatnya, tubuh terus-menerus melakukan pembakaran. Sebagai konsekuensi, panas tubuh meningkat sehingga keringat diproduksi untuk menurunkan suhu badan.
Gejala lain: Rambut kusam, kulit kering dan keriput, sering gelisah, konsentrasi lemah.
2. Alergi
Penderita alergi umumnya memproduksi keringat lebih banyak karena kulit mereka amat sensitif terhadap perubahan temperatur udara. Cuaca yang agak terik dan kelembapan yang agak tinggi bisa membuat penderita alergi bersimbah peluh seperti orang yang baru saja menyelesaikan perlombaan lari maraton. Padahal, belum tentu mereka sendiri merasa kegerahan.
Gejala lain: Kulit kemerahan, bersisik, dan gatal.
3. Kadar gula rendah (hipoglikemia)
Serangan hipoglikemia terjadi saat kadar gula dalam darah turun melampaui batas normal (kurang dari 80 mg/dL). Untuk mengatasinya, tubuh segera memproduksi glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati. Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin, yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, dan meningkatnya kesiagaan. Sehingga tubuh memproduksi keringat dingin dalam jumlah banyak.
Gejala ini biasa timbul pada orang dengan asupan makanan terganggu atau pasien diebetes yang rutin minum obat antidiabetes oral, tetapi tidak mau makan. Akibatnya, kadar gula di bawah normal.Kondisi ini harus segera diatasi karena kadar gula darah yang terlalu rendah dapat mengancam jiwa. Bila ini terjadi, segera minum teh manis atau makan makanan yang mudah dicerna.
Gejala lain: Sakit kepala, sesak napas, kehilangan kesadaran.
4. Kistik fibrosis
Ini adalah penyakit kelainan gen yang dapat menimbulkan infeksi paru-paru berulang. Penyebab munculnya kelainan yang antara lain ditandai dengan keringat berlebih ini sering dikaitkan dengan adanya hambatan pada metabolisme tubuh seseorang. Berita baiknya, penyakit ini jarang diderita oleh orang Asia.
Gejala lain: Sesak napas, batuk, berat badan sulit naik, kadang-kadang disertai demam.
5. Hiperhidrosis
Penderita hiperhidrosis selalu mengeluarkan keringat dalam kondisi apa pun. Hiperhidrosis antara lain disebabkan oleh penyakit yang menyerang sistem endokrin, seperti gondok, diabetes melitus, keganasan (kanker) pada kelenjar getah bening, keracunan alkohol, ataupun kelainan-kelainan pada sistem saraf yang menyebabkan fungsi saraf simpatik terganggu.
Gejala lain: Bagian tubuh yang mengalami hiperhidrosis berwarna merah muda atau putih kebiruan. Pada kasus lebih parah, kulit pecah-pecah dan bersisik, terutama kaki.
6. Fluktuasi hormon
Meningkatnya kadar hormon adrenalin karena berbagai sebab bisa membuat kelenjar keringat terbuka dan pembuluh darah menyempit. Kadar hormon estrogen yang rendah pada wanita menjelang menopause juga bisa menjadi penyebab munculnya keringat berlebihan, terutama di malam hari.
Gejala lain: Mood-swing, sakit kepala, perasaan gelisah.
7. Penyakit jantung
Keluhan serangan jantung sering kali disalahartikan sebagai masuk angin, karena gejalanya yang hampir sama. Padahal, berbagai gejala tersebut disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah arteri. Penyempitan pembuluh darah ini membuat tubuh ’menyetel’ dirinya dalam posisi siaga, yang salah satu tanda-tandanya adalah dengan mengeluarkan keringat dingin.
Gejala lain: Sesak napas, cepat lelah terutama setelah beraktivitas, rasa nyeri pada dada, rasa tidak enak di ulu hati, tidur tidak bisa dengan bantal rendah.
8. Reaksi obat
Sebagian besar obat pereda demam bekerja dengan cara meningkatkan produksi keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Obat pencegah kehamilan dan beberapa jenis obat penenang juga bisa mendatangkan efek samping serupa. Jenis obat lain, seperti aspirin, vitamin B3, dan viagra, juga bisa menyebabkan produksi keringat berlebih apabila dikonsumsi dalam dosis tinggi.
Gejala lain: Muncul reaksi alergi dalam berbagai bentuk.
LEBIH CEPAT DIDETEKSI, LEBIH BAIK!
Berhubung keringat dingin bukanlah gangguan kesehatan, melainkan sekadar gejala penyakit, banyak dokter tidak merekomendasikan penanganan khusus. Pasalnya, begitu Anda bisa menyingkirkan penyebabnya, maka keluhan keringat dingin akan lenyap dengan sendirinya. Yang sebaiknya Anda lakukan adalah:
• Redakan ketegangan. Jika Anda curiga munculnya keringat dingin adalah akibat stres atau kecemasan, cobalah mengatasinya terlebih dahulu dengan relaksasi. “Bila tidak berhasil juga, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau psikolog,” ujar Robert Wesselhoeft III, M.D., direktur Pusat Kesehatan Keluarga dari Tufts University School of Medicine, Boston.
• Amati riwayat kesehatan keluarga, mulai dari riwayat penyakit jantung, diabetes, alergi, kanker, sampai menopause dini. “Jika ternyata Anda mengalami ketidakseimbangan hormon estrogen di dalam tubuh, tak ada salahnya mempertimbangkan menjalani terapi sulih hormon,” ujar David Losh, M.D., staf pengajar di University of Washington School of Medicine, Seattle.
• Lakukan check up. Menurut Adel Mahmoud, M.D., Ph.D., dari Case Western Reserve University School of Medicine, Cleveland, jika dokter mencurigai adanya infeksi yang menjadi penyebab keringat dingin, ia akan merekomendasikan dilakukannya sejumlah tes. Bila memang ada infeksi, Anda akan diberikan antibiotik untuk memerangi bakteri. Jika ternyata penyebabnya virus, Anda akan disarankan untuk mengonsumsi banyak cairan, makan makanan sehat, dan menghindari aktivitas fisik berlebihan.
• Perbaiki gaya hidup. Banyak ahli meyakini bahwa berbagai jenis gangguan kesehatan sebenarnya bisa diatasi dengan menerapkan pola hidup yang sehat, terutama dengan memastikan tubuh Anda mendapatkan asupan gizi yang seimbang, setiap hari. Jangan lupa, untuk melakukan olahraga secara teratur, menghindari konsumsi alkohol, dan menghentikan kebiasaan merokok.
Penulis: Nayu Novita- FEMINA
0 komentar